MAKALAH
SINGKONG
PERANAN
SINGKONG DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami
sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “SINGKONG” dengan tepat waktunya.Makalah ini berisikan
tentang informasi pengertian singkong, kelebihan singkong, budidaya singkong,
jeni-jenis singkong, manfaat singkong, serta konsumsi dan produksi singkong.
Kami menyadari bahwa makalah yang
kami buat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.
Sukabumi, 12
November 2012
Tim Penyusun
i
DAFTAR
ISI
1. Kata
pengantar……………………………………………… i
2. Daftar
Isi……………………………………………………. ii
3. Bab
I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………… 1
1.3
Tujuan Pembahasan……………………………………. 2
1.4
Manfaat Pembahasan………………………………….. 2
4. Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Tanaman Singkong...................................................... 3
2.2 Kandungan yang terdapat dalam Singkong…............ 3
5. Bab
III Pembahasan
3.1 Deskripsi Singkong………………………………….. 4
3.2 Kelebihan
Tanaman Singkong……………………… 4
3.3 Cara Budidaya Singkong……………………………. 5
3.3.1 Cara Penanaman………………………………. 5
3.3.2 Teknik Penanaman……………………………. 6
3.3.3 Pemeliharaan Tanaman………………………. 6
3.4 Jenis-Jenis Singkong………………………………... 9
3.5
Manfaat Singkong…………………………………... 9
3.5.1 Manfaat daun singkong………………………. 9
3.5.2 Manfaat kulit singkong……………………….. 10
3.5.3 Sebagai olahan makan………………………… 11
6. Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan………………………………………….. 15
4.2 Saran…………………………………………………. 15
7. Daftar
Pustaka……………………………………………. 16
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tanaman
singkong ini merupakan jenis umbi-umbian yang pertama kali dikenal di Amerika
Selatan.Tanaman singkong termasuk jenis tanaman perdu. Tanaman singkong ini
bisa dipanen setelah 6 -7 bulan dari masa penanaman. Tanaman singkong ini bisa tumbuh
di tempat manapun, kecuali ditempat yang becek dan terendam air. Singkong
merupakan tanaman yang memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai
kondisi tanah serta tidak memerlukan perawatan khusus. Tanaman dengan kadar karbohidrat
tinggi seperti halnya umbi-umbian pada umumnya tahan terhadap suhu tinggi.
Umbi
singkong (ketela pohon/cassava) sudah sejak lama dikenal masyarakat Indonesia
sebagai salah satu bahan makanan yang cukup penting sebagai sumber asupan
karbohidrat. Umbi-umbian
banyak tumbuh di Indonesia. Produksi umbi-umbian di Indonesia cukup tinggi, begitu
pula dengan bertambahnya jumlah penduduk. Kebutuhan masyarakat akan umbi-umbian
sebagai sumber energi pun terus meningkat.
Singkong sangat bermanfaat bagi
masyarakat, umumnya singkong dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat di pedesaaan. Saat ini berbagai manfaat
singkong telah berhasil ditemukan, antara lain manfaat singkong
bagi kesehatan, Manfaat Singkong juga dikenal sebagai umbi yang memiliki
khasiat antioksidan, antikanker, antitumor, dan dapat meningkatkan nafsu makan.
Tak hanya itu, singkong juga mampu menyembuhkan beragam penyakit.
1.2
Rumusan Masalah
·
Apa kelebihan singkong dibandingkan
jenis umbi-umbian lain?
·
Bagaimana cara budidaya tanaman singkong
yang baik dan benar?
·
Apa saja jenis-jenis tanaman singkong?
·
Apa saja manfaat dari tanaman singkong?
1
1.3
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah
untuk mengetahui apa saja kelebihan yang dimiliki tanaman singkong, jenis-jenis
tanaman singkong yang ada di Indonesia, manfaat yang ada di dalam tanaman
singkong, cara membudidayakan tanaman singkong, serta untuk mengetahui
prosentase konsumsi dan produksi tanaman singkong di Indonesia.
1.4
Manfaat
·
Sebagai tambahan bahan informasi bagi
masyarakat mengenai berbagai manfaat dari tanaman singkong.
·
Menambah pengetahuan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Singkong
Ketela pohon atau ubi kayu merupakan
tanaman perdu. Ketela pohon berasal dari benua Amerika, tepatnya dari Brasil.
Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara lain Afrika, Madagaskar, India,
dan Tiongkok. Tanaman ini masuk ke Indonesia pada tahun 1852. Ketela pohon
berkembang di negara- negara yang terkenal dengan wilayah pertaniannya
(Purwono, 2009).
Para petani biasanya menanam tanaman
singkong dari golongan singkong yang tidak beracun untuk mencukupi kebutuhan
pangan. Sedangkan untuk keperluan industri atau bahan dasar untuk industri
biasanya dipilih golongan umbi yang beracun. Karena golongan ini mempunyai
kadar pati yang lebih tinggi dan umbinya lebih besar serta tahan terhadap
kerusakan, misalnya perubahan warna (Sosrosoedirdjo, 1993).
2.2
Kandungan yang terdapat dalam Singkong
Kandungan gizi yang terdapat dalam
singkong sudah kita kenal sejak dulu. Umbi singkong merupakan sumber energi
yang kaya karbohidrat namun miskin akan protein. Selain umbi akar singkong
banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Berbagai macam upaya
penanganan singkong yang telah banyak dilakukan adalah dengan mengolahnya
menjadi berbagai macam produk olahan baik basah maupun kering. Selain sebagai
bahan makanan pokok, banyak macam produk olahan singkong yang telah
dimanfaatkan oleh masyarakat kita antara lain adalah tape singkong, enyek-enyek
singkong, peuyeum, opak, tiwul, kerupuk singkong, keripik singkong, kue, dan
lain-lain.
3
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Deskripsi Singkong
Tanaman singkong ini mula kali dikenal
di Amerika Selatan.Tanaman singkong termasuk jenis tanaman perdu. Tanaman
singkong ini bisa dipanen setelah 6 -7 bulan dari masa penanaman. Tanaman
singkong ini bisa tumbuh dimanapun tempat, kecuali ditempat yang becek dan
terendam air. Singkong merupakan tanaman yang memiliki daya adaptasi yang
tinggi terhadap berbagai kondisi tanah serta tidak memerlukan perawatan khusus.
Ciri-ciri :
Daun : Daun berbentuk seperti jari,
memiliki lembaran-lembaran yang menjuntai mirip jari manusia, dengan lebar 2-4 cm
dan panjang 7 – 12 cm.
Umbi : Memiliki garis tengah 2-3 cm, dengan
panjang 50 – 80 cm. Berwarna kekuning-kuningan ataupun juga ada yang berwarna
putih.
3.2
Kelebihan
Tanaman Singkong
Perlu diketahui bahwa
meskipun singkong diperkirakan berasal dari Brazilia, namun tanaman ini dapat
tumbuh dan populer di Indonesia karena tanaman ini memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan tanaman lainnya, kelebihan itu karena:
- Singkong dapat tumbuh pada lahan
kering dan kurang subur.
- Daya tahan terhadap penyakit umumnya
relatif tinggi.
- Masa panennya tidak diburu waktu,
sehingga dapat diolah menjadi beragam
makanan utama maupun makanan
ringan.
- Selain itu singkong adalah penghasil
kalori yang efisien.
Artinya
tanaman singkong mempunyai kemampuan dalam menghasilkan kalori yang produktif dan efisien di daerah tropis.
4
3.3 Cara Budidaya Tanaman Singkong
3.3.1
Persiapan Penanaman
a. Persiapan,
kegiatan yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah :
- Pengukuran
pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan atau
cairan pH tester.
- Penganalisaan
jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan ditanami untuk
mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik.
- Penetapan
jadwal / waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu
diperhitungkan dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan tanaman lainnya
(tumpang sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi beberapa variasi
tanaman sejenis.
- Luas
areal penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani
ketela pohon. Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan
karena berkaitan erat dengan perkiraan harga saat panen dan pasar.
b. Pembukaan dan Pembersihan Lahan
Pembukaan
lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma
(tumbuhan pengganggu) dan akar-akar tanaman sebelumnya. Tujuan pembersihan
lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan
inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada.
c. Pembentukan Bedengan (Guludan)
Bedengan
dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian. Bedengan atau
pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai dengan ukuran yang
dikehendaki. Pembentukan bedengan ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan
tanaman, seperti permbersihan tanaman liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.
5
d. Pengapuran (Bila diperlukan)
Untuk
menaikan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat asam / tanah
gambut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit/kaptan
(CaCO3). Dosis yang biasa digunakan adalah 1 – 2,5 ton / hektar. Pengapuran
diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat pembentukan bedengan kasar
bersamaan dengan pemberian pupuk kandang.
3.3.2 Teknik
Penanaman
Penentuan Pola Tanam Pola tanaman
harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu
tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi.
Jarak tanam yang digunakan pada pola monokultur adalah 80 x 120 cm.
Cara Penanaman Sebelum bibit ditanam
disarankan agar bibit direndam terlebih dahulu dengan pupuk hayati MiG-6 Plus
yang telah dicampur dengan air selama 3-4 jam. Setelah itu baru dilakukan
penanaman dilahan hal ini sangat bagus untuk pertumbuhan dari bibit.
Cara penanaman dilakukan dengan
meruncingkan ujung bawah stek ketela pohon, kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm
atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya
keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam dangkal saja.
3.3.3
Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman
Untuk bibit yang mati/abnormal
segera dilakukan penyulaman, yakni dengan cara mencabut dan diganti dengan
bibit yang baru/cadangan. Penyulaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari,
saat cuaca tidak terlalu panas. Penyiangan Penyiangan bertujuan untuk membuang
semua jenis gulma yang hidup disekitar tanaman. Dalam satu musim penanaman
minimal dilakukan 2 kali penyiangan. Periode kritis atau periode tanaman harus
bebas gangguan gulma adalah antara 5-10 minggu setelah tanam. Bila pengendalian
gulma tidak dilakukan selama periode kritis tersebut, produktivitas dapat turun
sampai 75% dibandingkan kondisi bebas gulma.
6
Pembubunan
Cara pembubunan dilakukan dengan
menggemburkan tanah disekitar tanaman dan setelah dibuat seperti gundukan.
Waktu pembubunan bersamaan dengan waktu penyiangan, hal ini dapat menghemat
biaya. Apabila tanah sekitar tanaman ketela pohon terkikis karena hujan atau
terkena air siraman sehingga perlu dilakukan pembubunan /ditutup dengan tanah
agar akan tidak kelihatan. Perempelan / Pemangkasan Pada tanaman ketela pohon
perlu dilakukan pemangkasan/pembuangan tunas karena minimal setiap pohon harus
mempunyai cabang 2 atau 3, hal ini agar batang pohon tersebut bisa digunakan
sebagai bibit lagi dimusim tanam mendatang.
Pemupukan
Pemupukan Secara Konvensional /
Kebiasaan Petani Pemupukan dilakukan dengan system pemupukan berimbang antara
N, P, K dengan dosis Urea : 135 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 135 kg. pupuk
tersebut diberikan pada saat tanam dengan dosis N:P:K = 1/3 : 1: 1/3 atau Urea
: 50 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 50 kg (sebagai pupuk dasar) dan pada saat
tanaman berumur 2-3 bulan yaitu sisanya dengan dosis N:P:K = 2/3:0:2/3 atau
Urea : 85 kg dan KCL : 85 kg. Pemupukan dengan Sistem Teknologi MiG-6 Plus
Sistem pemupukan menggunakan teknologi MiG-6 Plus , dapat mengurangi kebutuhan
pupuk kimia/anorganik sampai dengan 50%, adapun cara pemupukannya adalah
sebagai berikut :
·
Disarankan
saat pengolahan lahan diberikan pupuk kandang pada setiap lubang yang akan
ditanami bibit.
·
Kebutuhan
5ton/ha. 3 hari sebelum tanam diberikan 2 liter MiG-6 Plus per hektar dengan
campuran setiap 1 liter MiG-6 Plus dicampur/dilarutkan dengan air max 200 liter
atau 1 tutup botol (10 ml) dicampur/dilarutkan dengan air sebanyak 2 liter
(jumlah air tidak harus 200 liter boleh kurang asal cukup untuk 1 hektar)
disemprotkan pada lahan secara merata disarankan disemprotkan pada pupuk
kandang/kompos agar fungsi dari pupuk kandang/kompos lebih maksimal.
7
·
Setelah
3 hari bibit / stek siap ditanam. 5 hari setelah tanam berikan campuran pupuk
NPK dengan dosis Urea : 50 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 50 kg pada lahan 1
hektar, 1 pohon diberikan campuran sebanyak ± 22,5 gram dengan cara ditugalkan
pada jarak 15 cm dari tanaman dengan kedalaman 10cm. Pemberian MiG-6 Plus
selanjutnya pada saat tanaman singkong berumur 2 bulan :2 liter, umur 4 bulan :
2 liter, umur 6 bulan : 2 liter dan 8 bulan : 2 liter. Pemberian pupuk
anorganik selanjutnya pada umur tanaman 60-90 hari berupa campuran pupuk N:P:K
dengan dosis Urea : 85 kg, dan KCL : 85 kg. Asumsi bila 1 hektar lahan ditanam
7.500 pohon berarti 1 pohon diberikan sebanyak ± 22,5 gram dengan cara
ditugalkan pada jarak 15 cm dari tanaman dengan kedalaman 10cm.
Pengairan dan Penyiraman
Kondisi lahan ketela pohon dari awal
tanam sampai umur ± 4-5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab tapi tidak
terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan
dari sumber air yang terdekat. Pengairan dilakukan pada saat musim kering
dengan cara menyiram langsung akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. System
yang baik digunakan adalah system genangan sehingga air dapat sampai kedaerah
perakaran secara resapan. Pengairan dengan system genangan dapat dilakukan dua
minggu sekali dan untuk seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan.
Waktu penyemprotan
Jenis dan dosis pestisida
disesuaikan dengan jenis penyakitnya. Penyemprotan pestisida paling baik
dilakukan pada pagi hari setelah embun hilang atau pada sore hari. Dosis
pestisida disesuaikan dengan serangan hama/penyakit, baca dengan baik
penggunaan dosis pada label merk obat yang digunakan. Apabila hama dan penyakit
menyerang dengan ganas maka dosis pestisida harus lebih akan tetapi
penggunaannya harus hati-hati karena serangga yang menguntungkan dapat ikut
mati.
8
3.4 Jenis-jenis Tanaman Singkong
Tumbuhan singkong berdasarkan deskripsi
varietas singkong, maka penggolongan jenisnya dapat dibedakan menjadi dua macam
:
a. Jenis
singkong manis
Yaitu jenis
singkong yang dapat dikonsumsi langsung.
b. Jenis
singkong pahit
Yaitu jenis
singkong untuk diolah atau prossesing.
3.5 Manfaat
Tanaman Singkong
3.5.1
Manfaat Daun Singkong
Berikut ini merupakan manfaat daun singkong :
Manfaat :
1. Mengobati sakit kepala
Anda
dapat memanfaatkan daun singkong untuk mengobati sakit kepala. Caranya yaitu
coba sekali kali kompres dengan daun singkong. Ambilah beberapa lembar daun.
Lalu tumbuklah sampai halus. Setelah itu kompreskan pada bagian yang dirasa
sakit.
2. Mengatasi rematik
Daun
singkong dapat digunakan untuk mengatasi rematik. Hal ini bisa dilakukan dengan
pemakaian dalam dan pemakaian luar.
a. Pemakaian luar caranya yaitu :
Sediakan
5 lembar daun singkong, 15 gram jahe merah, dan kapur sirih secukupnya,
dihaluskan dan ditambahkan air secukupnya. Setelah diaduk, ramuan dioleskan
pada bagian tubuh yang sakit.
b. Pemakaian dalam caranya yaitu :
Sediakan
100 gram batang singkong, satu batang sereh dan 15 gram jahe direbus dengan
1.000 cc air hingga tersisa 400 cc. Kemudian disaring dan diminum airnya
sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari.
9
3. Untuk mengobati diare
Daun
singkong ternyata juga mampu mengobati diare. Caranya yaitu rebuslah daun
singkong di air kira kira 900 cc, lalu biarkan sampai tinggal separonya atau
450 cc. Kemudian saring daun tersebut hingga menjadi separonya lagi. Kemudian
minumlah 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.
4. Mencerdaskan otak
Berbagai
penelitian menyebutkan bahwa di dalam daun singkong ada berbagai kandungan asam
amino yang diperlukan tubuh baik untuk membantu mengubah karbohidrat menjadi
energi, membantu pemulihan kulit dan tulang, meningkatkan daya ingat, kinerja
otak dan metabolisme asam amino lain. Dalam kaitan mencerdaskan otak ada
beberapa asam amino yang terkandung dalam daun singkong yaituasam glutamik,
phenilalanin, tirosin dan triptophan.
3.5.2 Manfaat
Kulit Singkong Di Kehidupan Sehari-hari
Siapa
tak kenal singkong? Tanaman ‘rakyat’ ini bisa dikatakan sangat digemari oleh
masyarakat Indonesia. Bukan hanya umbinya yang memiliki rasa yang khas, namun
daun singkong pun bisa disulap menjadi sayuran yang sangat nikmat.Sebagai
penganan, umbi singkong diminati hampir di semua wilayah di Tanah Air. Kita
ketahui jika mengupas Singkong pastilah kulit singkong dibuang ke tempat
sampah dan tidak dimanfaatlan lagi. Ternyata Kulit Singkong yang tidak kita
pakai lagi setelah mengupasnya dibuang ke tempat sampah.
Padahal, kulit singkong ini
memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi yang dapat dikonsumsi pula oleh
manusia. Presentase jumlah limbah kulit bagian luar sebesar 0,5-2% dari berat
total singkong segar dan limbah kulit bagian dalam sebesar 8-15%.Sampah kulit
singkong termasuk dalam kategori sampah organik karena sampah ini dapat
terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami.
Pengolahan limbah kulit singkong
dapat dimanfaatkan sebagai:
1. Kompos
Kulit singkong dapat diproses menjadi pupuk
organik yang kemudian disebut sebagi pupuk kompos.
10
Menurut penelitian (Ankabi, 2007) kompos kulit singkong bermanfaat sebagai sumber nutrisi bagi
tumbuhan dan berpotensi sebagai insektisida tumbuhan.
2. Pakan Ternak
Kulit
singkong sebagai pengganti rumput lapang. Karena kulit singkong yang mengandung
karbohidrat tinggi dapat dengan cepat menggemukkan hewan ternak.
3.
Bio energi
Kulit
singkong bisa berpotensi untuk diproduksi menjadi bietanol yang digunakan
sebagai pengganti bahan bakar minyak. Teknologi pembuatan bioetanol dari limbah
kulit singkong melalui proses hidrolisa asam dan enzimatis merupakan suatu
alternatif dalam rangka mendukung program pemerintah tentang penyediaan bahan
bakar non migas yang terbarukan yaitu BBN ( bahan bakar nabati) sebagai
pengganti bensin.
5.5.3
Sebagai olahan makanan
Singkong dapat dibuat
menjadi bahan makanan seperti keripik singkong,kroket singkong,tiwul,dll.
Disini kami akan membahas cara pembuatan tiwul yang sederhana menjadi tiwul
yang lezat. Umbi singkong (ketela pohon/cassava) sudah sejak lama dikenal
masyarakat Indonesia sebagai salah satu bahan makanan yang cukup penting
sebagai sumber asupan karbohidrat. Selama ini masyarakat di pedesaan biasanya
mengkonsumsi singkong dengan cara dimasak langsung (direbus, dikukus dan
digoreng) atau dikeringkan terlebih dahulu di bawah terik matahari untuk
dijadikan gaplek.
Sebelum dimasak, gaplek
biasanya ditumbuk terlebih dahulu menjadi tepung gaplek untuk selanjutnya
dimasak dengan cara dikukus menjadi makanan yang dikenal dengan sebutan tiwul.
Sebagian masyarakat di
pedesaan ada juga yang memanfaatkan umbi singkong sebagai bahan dasar pembuatan
tape (di wilayah Jawa Barat dikenal dengan istilah peuyeum sampeu) melalui
proses fermentasi dengan menggunakan ragi tape.
11
Produk makanan berbahan
baku umbi singkong khususnya goreng singkong dan tape sebetulnya sudah cukup
memasyarakat sebagai makanan ringan yang banyak dijajakan oleh para pedagang
makanan gorengan.Berbeda dengan gorengan umbi singkong yang relatif banyak
dikenal anggota masyarakat, makanan tiwul sampai saat ini masih belum begitu
populer di masyarakat, terutama di perkotaan mengingat proses pembuatannya yang
relatif cukup memakan waktu. Namun dari sisi pembentukan cadangan pangan, cara
pembuatan tiwul yang melalui tahapan pembuatan gaplek sebetulnya memiliki kelebihan
dibandingkan dengan konsumsi umbi singkong secara langsung.
Sebab, gaplek bisa tahan
disimpan lebih lama ketimbang disimpan dalam bentuk umbi singkong biasa.Gaplek
singkong yang diolah secara tradisional menjadi tiwul selama ini belum begitu
dikenal sebagai sumber bahan makanan pokok masyarakat. Selain karena proses
pembuatannya yang cukup memakan waktu, tiwul tradisional juga memiliki
kandungan gizi yang relatif rendah jika dibandingkan dengan jenis makanan
lainnya.Namun demikian dari sisi ketahanan pangan, pemberdayaan tiwul sebagai
alternatif sumber makanan tetap perlu diperhitungkan.
Lebih-lebih apabila sentuhan teknologi dapat
mengatasi kendala ketidakpraktisan dan lamanya waktu proses penyiapan makanan
tiwul. Sentuhan teknologi kembali diharapkan dapat mengatasi persoalan
rendahnya kandungan gizi dalam bahan makanan tiwul melalui proses fortifi kasi
(pengayaan kandungan nutrisi dengan berbagai zat gizi yang dibutuhkan tubuh
manusia). Pemberdayaan tiwul sebagai salah satu alternatif sumber makanan bagi
masyarakat diyakini dapat memperkuat ketahanan pangan nasional. Sebab,
pemberdayaan tiwul sebagai sumber alternatif makanan masyarakat dapat
mensukseskan program diversifi kasi pangan di dalam negeri.
Dengan demikian,
pemberdayaan tiwul dapat turut mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap
sejumlah bahan pangan utama seperti beras, terigu, jagung, kedelai dll.Adalah
PT Sinar Sukses Sentosa yang telah memprakarsai pembuatan tiwul instan (titan)
dalam skala komersial dari bahan baku umbi singkong.
12
Perusahaan yang
berlokasi di Gunungkidul, Yogyakarta ini telah beroperasi sejak tahun 2002
dengan memanfaatkan hasil penelitian dan pengkajian serta technical assistance
dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills.Produk tiwul instan
buatan PT Sinar Sukses Sentosa kini sudah dipasarkan di kalangan masyarakat
khususnya di wilayah Gunungkidul, Yogyakarta dan di sejumlah daerah lainnya.
Animo masyarakat terhadap produk tiwul instan cukup tinggi terbukti dengan
larisnya penjualan tiwul di wilayah-wilayah pemasaran tersebut.
Hal itu menunjukkan
penerimaan masyarakat terhadap produk tiwul instan itu cukup tinggi.Kini PT
Sinar Sukses Sentosa memasarkan produk tiwul instan dalam kemasan ukuran 250
gram dan dalam kemasan ukuran 5 kg dengan menggunakan merk Rr. Srikandi.
Srikandi merupakan merk tiwul instan yang didesain sangat mirip dengan tiwul
tradisional, baik dalam hal bau, rasa dan tekstur. Bedanya adalah produk tiwul
instan ini telah diperkaya dengan zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh manusia
seperti Vitamin A, Zat Besi, Protein dan Iodium. Perbedaan lainnya, tiwul
instan Srikandi dibuat melalui proses pabrikasi yang higienis melalui sistem
kontrol yang ketat dan dengan menerapkan standard mutu bahan yang ketat pula.
Tiwul instan Srikandi
dibuat dari bahan utama berupa tepung singkong yang diperkaya (difortifi kasi)
melalui pencampuran bahan tepung jagung, vitamin dan mineral serta air. Melalui
proses pengeringan tanpa menggunakan bahan pengawet, produk tiwul instan
Srikandi bisa tahan disimpan sampai hampir satu tahun. Produk tiwul instan
Srikandi kini sudah memiliki sertifi kat halal dari MUI dan telah lolos pengujian
Badan POMDengan sentuhan teknologi modern, tiwul instan Srikandi dapat menjadi
bahan makanan warisan budaya asli bangsa Indonesia yang bergengsi dan kaya akan
nilai gizi dan nutrisi. Cara memasaknya pun cukup praktis dan mudah serta
penyajiannya hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit.Setiap bulannya PT Sinar
Sukses Sentosa memproduksi tidak kurang dari 8,6 ton atau 500 kg per hari tiwul
instan Srikandi yang terbagi dalam dua jenis produk, yaitu Srikandi rasa manis
gula jawa dan Srikandi rasa tawar yang dapat ditambah rasa asin atau manis
sesuai dengan selera konsumen.
13
Selain itu, perusahaan juga memproduksi tepung
singkong (cassava) dengan rata-rata volume produksi 250 ton per bulan.Tepung
singkong dimaksud berbeda dengan tepung tapioka karena tepung singkong dibuat
melalui proses pengeringan bahan baku umbi singkong terlebih dahulu hingga
kadar airnya menyusut tianggal 10%. Umbi singkong yang telah kering tersebut
kemudian digiling hingga halus menjadi tepung singkong yang masih tetap
mengandung serat umbi. Sedangkan tepung tapioka dibuat dengan cara menggiling
dan memeras umbi singkong sehingga diperoleh sari pati umbi singkong yang
kemudian dikeringkan menjadi tepung pati singkong.
14
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Umbi singkong (ketela pohon/cassava)
sudah sejak lama dikenal masyarakat Indonesia sebagai salah satu bahan makanan
yang cukup penting sebagai sumber asupan karbohidrat. Umbi-umbian banyak tumbuh di
Indonesia. Produksi umbi-umbian di Indonesia cukup tinggi, begitu pula dengan
bertambahnya jumlah penduduk. Kebutuhan masyarakat akan umbi-umbian sebagai sumber
energi pun terus meningkat.
Singkong
sangat bermanfaat bagi masyarakat, umumnya singkong dimanfaatkan sebagai bahan
makanan pokok dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di pedesaaan. Saat ini
berbagai manfaat singkong telah berhasil ditemukan, antara lain manfaat singkong
bagi kesehatan, Manfaat Singkong juga dikenal sebagai umbi yang memiliki
khasiat antioksidan, antikanker, antitumor, dan dapat meningkatkan nafsu makan.
Tak hanya itu, singkong juga mampu menyembuhkan beragam penyakit.
4.2 Saran
Menurut kelompok kami, singkong memiliki banyak
manfaat.Oleh karena itu, sebaiknya masyarakat dapat mengolah singkong menjadi
bahan olahan yang banyak diminati.
15